Rabu, 02 September 2015

Makalah Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Sosial

Memahami Pengertian, Latar Belakang dan Tujuan Ips

A.    Sejarah dan Latar Belakang Lahirnya Ips
Ide IPS berasal dari literatur pendidikan AmerikaSerikat. Nama asli IPS di Amerika Serikat adalah “Social Studies”. Istilah tersebut pertama  kali dipergunakan sebagai nama sebuah Komite yaitu “Committee of Social Studies” yang didirikan pada tahun 1913. Tujuan dari lembaga itu adalah sebagai wadah himpunan tenaga ahli yang berminat pada kurikulum Ilmu-ilmu Sosial di tingkat Sekolah Dasar dan Menengah, dan ahli-ahli Ilmu-ilmu Sosial yang mempunyai minat sama. Nama Komite itulah yang kemudian dipergunakan sebagai nama kurikulum yang mereka hasilkan. Meskipun demikian nama “Social Studies” menjadi makin terkenal pada tahun1960-an, ketika pemerintah mulai memberikan dana untuk mengembangkan kurikulum tersebut.Pada waktu Indonesia memperkenalkan konsep IPS, pengertian dan tujuannya tidaklah persis sama dengan Social Studies yang ada di AmerikaSerikat. Karena kondisi masyarakat Indonesia memang berbeda dengan kondisi masyarakat Amerika Serikat. Ini mengisyaratkan adanya penyesuaian-penyesuaian tertentu. Sebenarnya keadaan ini sangat baik, karena setiap ide yang datang dari luar kita terima kalau memang sesuai dengan kondisimasyarakat kita.     
Untuk yang pertama kalinya Social Studies dimasukkan dalam kurikulum sekolah di Rugby (Inggris) pada tahun 1827 atau sekitar setengah abad setelah Revolusi Industri. Pada pertengahan abad 18 diInggris terjadi Revolusi Industri yang ditandai dengan perubahan penggunaan tenaga manusia menjadi tenaga mesin. Revolusi industri membawa perubahan yaitu mendatangkan kemakmuran bagi sebagian masyarakat Inggris. Di sisi lain Revolusi Industri menimbulkan paham kapitalisme dan dehumanisasi yaitu manusia tidak dihargai sebagai manusia atau tidak memanusiakan manusia, karena para industrialis lebih menghargai faktor produksi, modal, dan uang daripada tenaga manusia.
Di indonesia sendiri istilah IPS mulai dikenal sejak tahun 1970-an sebagai hasil kesepakatan komunitas akademik dan secara formal mulai digunakan dalam sistem pendidikan Nasional dan kurikulum 1975. Karena semakin kompleksnya permasalahan kehidupan berbangsa dan bernegara di indonesia maka di perkenalkanlah IPS sebagai disiplin ilmu.
Pendidikan IPS di indonesia tidak dapat dipasahkan dari dokumen kurikulum 1975 yang memuat IPS sebagai mata pelajaran untuk pendidikan di sekolah dasar dan menengah. Gagasan IPS di indonesia banyak mengadopsi dan mengadaptasi dari sejumlah pemikiran perkembangan Social Stuties yang terjadi di luar negri terutama perkembangan pada “Nasional Counsil for the Social Studies” (NCSS) sebagai organisasi profesional yang cukup besar pengaruhnya dalam memajukan Social Studies bahkan sudah mampu mempengaruhi pemerintah dalam menentukan kebijakan kurikulum persekolahan.
B.     Pengertian Ips
Pengertian IPS adalah penyederhanaan atau adaptasi dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humanifora, serta kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan (somantri, 2001:92).
Pengertian pendidikan IPS yang pertama berlaku untuk pendidikasn dasar dan menengah sedangkan yang kedua berlaku untuk perguruan tinggi atau LPTK. Perbedaan dari dua definisi ini terletak pada istilah “penyederhanaan” untuk pendidikan dasar dan menengah sedangkan untuk perguruan tinggi ada istyilah “seleksi”
Moeljono Cokrodikardjo mengemukakan bahwa IPS adalah perwujudan dari suatu pendekatan interdisipliner dari ilmu sosial. IPS  merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu sosial yakni sosiologi, antropologi, budaya, psikologi, sejarah, geografi, ekonomi, ilmu politik dan ekologi manusia, yang diformulasikan untuk tujuan instruksional dengan materi dan tujuan yang disederhanakan agar mudah dipelajari.
Nu’man Soemantri menyatakan bahwa IPS merupakan pelajaran ilmu-ilmu sosial yang disederhanakan untuk pendidikan tingkat SD, SLTP, dan SLTA. Penyederhanaan mengandung arti: a) menurunkan tingkat kesukaran ilmu-ilmu sosial yang biasanya dipelajari di universitas menjadi pelajaran yang sesuai dengan kematangan berfikir siswa sekolah dasar dan lanjutan, mempertautkan dan memadukan bahan aneka cabang ilmu-ilmu sosial dan kehidupan masyarakat sehingga menjadi pelajaran yang mudah dicerna.
 Ilmu pengetahuan Sosial adalah mata pelajaran yang mengkaji kehidupan sosial yang bahannya didasakan pada kajian sejarah, geografi, ekonomi, sosiologi, antropologi dan tata Negara, IPS yang diajarkan di SD terdiri atas dua bahan kajian pokok pengetahuan sosial dan sejarah. Bahan kajian pengetahuan sosial mencakup antropoloti, sosiologi, geografi, ekonomi dan tata Negara. Bahan kajian sejarah meliputi perkembangan masyarakat Indonesia sejak masa lampau hingga masa kini (Tim Cemerlang, 2007:118).
Pengertian IPS di indonesia sebagaimana yang terjadi di sejumlah negara pada umumnya masih dipersepsikan secara beragam. Namun definisi yang sudah lama dirumuskan sebagai hasil adopsi dan adaptasi dari gagasan global reformers adalah definisi dari Prof. Nu’man Somantri yang dikemukakan dalam forum komunikasi II Himpunan Sarjana Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Indonesia (HISPIPSI) sekarang berubah menjadi Himpunan Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial Indonesia (HISPISI). Somantri mendifinisikan pendidikan IPS dalam dua jenis, yakni pendidikan IPS untuk persekolahan dan IPS untuk perguruan tinggi.
C.     Sumber dan Materi Kajian Ips
1.    Kajian Ontologi IPS
Menurut Jujun S. Suriasumantri, (2005: 94), bahwa ilmu-ilmu sosial berkembang agak lambat dibanding dengan ilmu-ilmu alam. Pada pokoknya terdapat cabang utama ilmu-ilmu sosial yakni antropologi (mempelajari manusia dalam perspektif waktu dan tempat), psikologi (mempelajari proses mental dan kelakuan manusia) ekonomi (mempelajari manusia dalam memenuhi kebutuhan kehidupannya lewat proses pertukaran), sosiologi (mempelajari struktur organisasi sosial manusia) dan ilmu politik (mempelajari sistem dan proses dalam kehidupan manusia berpemerintahan dan bernegara). Cabang utama ilmu-ilmu sosial di atas, kemudian mempunyai cabang-cabang lain seperti antropologi terpecah menjadi lima, yakni: Arkeologi, antropologi fisik, linguistik, etnologi dan antropologi sosial/kultural (Jujun S. Suriasumantri, 2005: 95).
2.    Kajian Epistomologi IPS
Ilmu sosial adalah ilmu yang mempelajari manusia dalam segala aspek hidupnya, ciri khasnya, tingkah lakunya, baik perseorangan maupun bersama, dalam lingkup kecil maupun besar. Objek material ilmu sosial lain sama sekali dengan objek material dalam ilmu alam. Objek material dalam ilmu sosial adalah berupa tingkah laku dalam tindakan yang khas manusia, bebas dan tidak deterministik (Tim Dosen Filsafat Ilmu, 2007: 49). Kajian yang berbeda-beda terhadap ilmu merupakan konsekuensi dari perbedaan objek formal. Objek ilmu sosial yaitu manusia sebagai keseluruhan. Penelitian dalam ilmu sosial juga menimbulkan perbedaan pendekatan. Dalam ilmu manusia praktek ilmiah sebagai aktivitas manusiawi merupakan juga objek penelitian ilmu manusia, misalnya psikologi, psikis, sosiologis, dan sejarah. Spesifikasi ilmu sejarah adalah data peninggalan masa lampau baik berupa kesaksian, alat-alat, makam, rumah, tulisan dan karya seni, namun objek ilmu sejarah tidak dapat dikenai eksperiment karena menyangkut masa lampau. Kondisi tersebut yang mempengaruhi kemurnian objek manusiawi berkaitan dengan sikap menilai dari subjek penelitian, maka objektivitas ilmu sejarah sebagai ilmu kemanusiaan (Tim Dosen Filsafat Ilmu, 2007: 51).
3.    Kajian Aksiologi IPS
 Pendidikan selalu merupakan penyiapan peserta didik bagi peranan di masa yang akan datang. Dengan demikian, pendidikan seharusnya selalu mengantisipasi keadaan masyarakat masa depan. Perubahan keadaan masyarakat masa depan yang berlangsung dengan cepat mempunyai beberapa karateristik umum yang dapat dijadikan petunjuk sebagai ciri masyarakat di masa depan yaitu:
a.       Kecenderungan globalisasi yang makin kuat
b.      Perkembangan iptek yang makin cepat
c.       Perkembangan arus informasi yang makin padat dan cepat
d.      Kebutuhan/tuntutan peningkatan layanan professional dalam berbagai segi kehidupan manusia.
Keseluruhan hal di atas telah mulai tampak pengaruhnya masa kini, serta diperkirakan akan makin penting peranannya di masa depan. Masyarakat masa depan dengan ciri globalisasi, kemajuan iptek, dan kesempatan menerima arus informasi yang padat dan cepat, dan sebagainya,telah memerlukan warga yang mau dan mampu menghadapi segala permasalahan serta siap menyesuaikan diri dengan situasi baru tersebut. Pendidikan berkewajiban mempersiapkan generasi baru yang sanggup menghadapi tantangan zaman baru yang akan datang.
D.    Laboratorium Ips
Istilah laboratorium berasal dari bahasa Latin, yaitu labora yang berarti bekerja, Secara umum laboratorium didefinisikan sebagi tempat bekerja, yaitu bangunan, gedung atau ruangan yang dilengkapi peralatan (instrumen) untuk melakukan pekerjaan ilmiah seperti riset, demonstrasi, diskusi dan sebagainya. Di samping itu, yang dimaksud dengan laboratorium secara umum adalah (1) bangunan, atau ruangan untuk melakukan penyelidikan atau eksperimen secara ilmiah maupun teknis, (2) situasi atau tempat yang menyediakan sarana untuk melakukan studi, observasi atau eksperimen dan (3) tempat dimana bahan kimia dan obat-obatan disiapkan.
Fasilitas dan piranti pendukung di Laboratoirum IPS seperti teropong, sotware pelengkap untuk kepentingan maping (peta), perangkat PC, perangkat LCD Projector dan sebagainya.
E.     Tujuan Ips
Secara khusus, tujuan pengajaran IPS di sekolah dapat dikelompokkan menjadi empat komponen, yaitu:
1.      Memberikan kepada siswa pengetahuan (knowledge) tentang pengalaman manusia dalam kehidupan bermasyarakat pada masa lalu, masa sekarang, dan masa mendatang
2.      Menolong siswa untuk mengembangkan ketrampilan (skils) untuk mencari, mengolah dan memproses informasi
3.      Menolong siswa untuk mengembangkan nilai/sikap (value) demokrasi dalam kehidupan bermasyarakat
4.      Menyediakan kesempatan pada siswa untuk mengambil bagian atau berperan serta dalam kehidupan sosial (social participation
Tujuan kurikuler IPS yang harus dicapai sekurang-kurangnya meliputi hal-hal berikut:
a.       membekali peserta didik dengan pengetahuan sosial yang berguna dalam kehidupan masyarakat;
b.      membekali peserta didik dengan kemapuan mengidentifikasi, menganalisa dan menyusun alternatif pemecahan masalah sosial yang terjadi dalam kehidupan di masyarakat;
c.        membekali peserta didik dengan kemampuan berkomunikasi dengan sesama warga masyarakat dan dengan berbagai bidang keilmuan serta berbagai keahlian;
d.      membekali peserta didik dengan kesadaran, sikap mental yang positif, dan keterampilan terhadap lingkungan hidup yang menjadi bagian kehidupannya yang tidak terpisahkan; dan
e.       membekali peserta didik dengan kemampuan mengembangkan pengetahuan dan keilmuan IPS sesuai dengan perkembagan kehidupan, perkembangan masyarakat, dan perkembangan ilmu dan teknologi. Kelima tujuan di atas harus dicapai dalam pelaksanaan kurikulum IPS di berbagai lembaga pendidikan dengan keluasan, kedalaman dan bobot yang sesuai dengan jenis dan jenjang pendidikan yang dilaksanakan.

















DAFTAR PUSTAKA
Dr. Sapriya, M.Ed. 2009. Pendidikan IPS (konsep dan pembelajaran). Bandung: rosda



Tidak ada komentar:

Posting Komentar